Kupersembahkan Puisi untuk Anak-anakku PUISI-PUISI YANG LAHIR DARI JIWA: 2008
BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Friday, September 19, 2008

BULAN


Kekasihku,

bila ada cahaya di bulan mungkin itu adalah pantulan wajahmu

berbinar memantul di tiap relung jiwa

membalikkan cahya di sekitar sukma

dan membelam di sini

di hati.


Kekasihku,

jika di bulan ada cahaya

mungkin itu adalah pantulan cintamu

menggumpal warna pelangi

berselang-seling dengan terpaan matahari.


Kekasihku,

di sini aku menunggu

tanpa batas waktu

bersama bekas senyummu.


sukoharjo, 20 Sept. 08


Monday, July 28, 2008

pUISI: 2

Mau Apa Lagi Aku
Mau apa lagi aku
jika hidup bukan lagi perkara sederhana
jika hidup berdua adalah sebuah perkara yang tidak sederhana
lagi, jika masing -masing sudah tidak lagi sepaham

Mau apa lagi aku?
jika tertawa adalah tikaman sampai ke ulu jiwa
jika sendagurau bukan lagi perkara sederhana
tapi lebih dari sebuah bencana
dan kita saling memalingkan muka.

di mana lagi ada cinta?

cinta yang pernah menjadi kata-kata mutiara
sekarang menjadi percuma
sia-sia.

Ada Apa?
Dikirim puisi pada April 18, 2007 oleh wisnu sujianto

ada apa dengan kita
duduk berdua, lentera temaram di senja
cicit suara burung walet mengejar rama-rama
kita dalam diam berkepanjangan
tak ada suara
yang ada hanya napas tergesa
dan ketakutan serta ketakjuban akan cakrawala.

ada apa dengan kita

ketika suara telah menjelma angkara dan murka ada
di antara kita.



Ya Rabb, salam alaika

dalam kegelapan jiwa kuingin Engkaulah terang mencahayai

cahaya dalam cahaya, tanpa apa aku kan jumpa

di bait puisi alam jagad raya

aku larut dalam penghambaan penuh cacat cela.

Kekasihku
Dikirim Uncategorized pada April 8, 2007 oleh wisnu sujianto

kekasihku hingga suatu waktu
aku dan engkau berpisah untuk waktu yang lama
jika bertemu: aku ingin engkau bercerita
tentang apa saja hingga membuatku lena
dalam bebayang senja. ya, senja!
kita pernah berkata:
bahwa hidup adalah sekadar
dan bukan untuk tawar menawar
mengapa pula tiap senja yang kita lewati terasa hambar
mengapa pula tiap puisi yang kucipta
menjadi sekadar?

Hatiku Ungu
April 8, 2007 oleh wisnu sujianto

inilah puisiku

yang kutulis tika senggang waktuku

melepas penat pikir dan gundah gulanaku

agar terbebas dari derita batinku

inilah puisiku

yang kutulis kala resah menyergapku

dan kutumpahkan di atas kegelisahanku

inilah puisiku

wujud kegelisahku pada zamanku

carut-marut tak menentu, nembus segala waktu

duh … Robb-ku bebaskan aku dari siksa kegelisahku

hiburlah aku

senangkan aku dengan senandung-Mu

Sunday, February 24, 2008

sertifikasi atau sertivikasi

sertifikasi atau sertivikasi tidak perlu dipersoalkan, yang dipersoalkan setelah proses sertifikasi selesai dan setiap guru yang dinyatakan lulus sertifikasi dan berhak mendapat sertifikat dan tunjangan kesejahteraan, apakah mereka mampu mendidik, mengajar, dan mencerdaskan anak-anak bangsa, lebih khusus anak-anak bangsa yang miskin, papa, dan tidak memiliki harapan? apakah mereka tidak lagi sibuk demo dan menyusun cita-cita yang diatasnamakan pegawai negeri?

apakah mereka akan bekerja tanpa pamrih dan tanpa beban lagi untuk membantu anak-anak bangsa yang teraniaya oleh kapitalisasi ini bangkit seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa?

guru bersertifikat sebenarnya bukanlah tujuan.